PAMEKASAN – MADURA : Rangkaian ketiga acara panen pedet kali ini bertempat di Lapangan BAKORWIL 4, Pamekasan, Madura. Acara bertajuk “Gebyar Pedet Hasil Inseminasi Buatan” dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2011 dan diikuti oleh 100 ekor pedet hasil penyerentakan birahi yang dilakukan di tahun 2010. Dengan motto mendukung terwujudnya sapi beranak lima juta dalam lima tahun (SAPI BERLIAN) tahun 2011 diharapkan program ini turut mendukung program nasional Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDS/K) tahun 2014.
Kepala Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur, Ir. Suparwoko Adi Sumarto, MM., memaparkan bahwa sapi Madura merupakan plasma nutfah asli Indonesia dan memiliki sejumlah kelebihan diantaranya kualitas daging yang baik dan rendah kolesterol, tahan terhadap cuaca ekstrim dan memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas pakan yang kurang baik. Suparwoko menjelaskan bahwa Madura merupakan salah satu lumbung sapi di Indonesia, data menurut hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK 2011) yang telah dirilis akhir November 2011, menyebutkan bahwa Madura mempunyai populasi sapi sebesar 808.608 ekor yang tersebar di Kabupaten Sumenep (360.312), Sampang (196.414), Bangkalan (194.838) dan Pamekasan (127.044).
Acara Panen Pedet merupakan bentuk apresiasi Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah dan seluruh komponen pendukungnya termasuk petugas lapangan dan peternak dalam ikut memajukan peternakan sapi lokal. Mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kasubdit Ternak Potong Direktorat Budidaya, Ir. Wignyo Sadwoko, MM. menyebutkan bahwa pedet-pedet tersebut merupakan hasil penyerentakan birahi yang bertujuan memenuhi permintaan pasar terhadap keseragaman sapi baik dari segi umur maupun bobot. Gerakan penyerentakan birahi dan inseminasi buatan masal juga bertujuan untuk meningkatkan tingkat kelahiran dan kualitas anakan dengan mencegah terjadi inbreeding. Diharapkan kegiatan Panen Pedet dapat lebih memotivasi daerah untuk meningkatkan populasi ternak, khususnya sapi lokal untuk mendukung program nasional PSDS/K 2014. “Target Pemerintah di tahun 2012, impor sapi tidak akan lebih dari 10%”, ujarnya.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, terus berupaya dalam pencapaian program PSDS/K 2014 melalui berbagai program seperti optimalisasi inseminasi buatan dan kawin alam, pengembangan RPH dan pengendalian pemotongan betina produktif, perbaikan mutu dan penyediaan bibit, penanganan gangguan reproduksi dan kesehatan hewan serta pengembangan SDM dan Kelembagaan. Pengembangan sumberdaya lokal diharapkan dapat menekan angka impor sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan peternak Indonesia.
Kepala Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur, Ir. Suparwoko Adi Sumarto, MM., memaparkan bahwa sapi Madura merupakan plasma nutfah asli Indonesia dan memiliki sejumlah kelebihan diantaranya kualitas daging yang baik dan rendah kolesterol, tahan terhadap cuaca ekstrim dan memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas pakan yang kurang baik. Suparwoko menjelaskan bahwa Madura merupakan salah satu lumbung sapi di Indonesia, data menurut hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK 2011) yang telah dirilis akhir November 2011, menyebutkan bahwa Madura mempunyai populasi sapi sebesar 808.608 ekor yang tersebar di Kabupaten Sumenep (360.312), Sampang (196.414), Bangkalan (194.838) dan Pamekasan (127.044).
Acara Panen Pedet merupakan bentuk apresiasi Pemerintah Pusat terhadap Pemerintah Daerah dan seluruh komponen pendukungnya termasuk petugas lapangan dan peternak dalam ikut memajukan peternakan sapi lokal. Mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kasubdit Ternak Potong Direktorat Budidaya, Ir. Wignyo Sadwoko, MM. menyebutkan bahwa pedet-pedet tersebut merupakan hasil penyerentakan birahi yang bertujuan memenuhi permintaan pasar terhadap keseragaman sapi baik dari segi umur maupun bobot. Gerakan penyerentakan birahi dan inseminasi buatan masal juga bertujuan untuk meningkatkan tingkat kelahiran dan kualitas anakan dengan mencegah terjadi inbreeding. Diharapkan kegiatan Panen Pedet dapat lebih memotivasi daerah untuk meningkatkan populasi ternak, khususnya sapi lokal untuk mendukung program nasional PSDS/K 2014. “Target Pemerintah di tahun 2012, impor sapi tidak akan lebih dari 10%”, ujarnya.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, terus berupaya dalam pencapaian program PSDS/K 2014 melalui berbagai program seperti optimalisasi inseminasi buatan dan kawin alam, pengembangan RPH dan pengendalian pemotongan betina produktif, perbaikan mutu dan penyediaan bibit, penanganan gangguan reproduksi dan kesehatan hewan serta pengembangan SDM dan Kelembagaan. Pengembangan sumberdaya lokal diharapkan dapat menekan angka impor sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan peternak Indonesia.
Motto BPTU Sembawa:"Bibit Unggul Peternak Makmur"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN KOMENTAR