Pembaca, petani di manapun Anda berada. Alhamdulillah, Kementerian Pertanian telah meluncurkan program asuransi sapi untuk meningkatkan produksi sapi dalam negeri, yang sudah dilaksanakan sejak awal tahun 2013. Asuransi sapi ini memberikan jaminan kepada peternak agar bisa berkesinambungan dalam usahanya. Ditujukan untuk sapi perah dan juga sapi potong. Peternak cukup membayar premi sebesar Rp 200.000 per ekor atau Rp 300.000 per ekor. Jika sapinya mati, peternak yang membayar premi sebesar Rp 200.000 akan mendapat klaim asuransi sebesar 10 juta rupiah, sedangkan yang preminya Rp 300.000 akan menerima sebesar 15 juta rupiah.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya pencapaian program swasembada daging sapi, selain juga ketersediaan bibit atau bakalan sapi dan kesiapan penyediaan pakan yang cukup dan berkelanjutan dengan mutu yang memadai serta harga murah. Diharapkan pakan tersebut tidak hanya murah namun juga mudah didapat, tidak beracun, disukai ternak, mudah diberikan dan tidak berdampak negatif terhadap produksi dan kesehatan ternak serta lingkungan.
Karena mengingat penyediaan pakan ternak merupakan salah satu variabel biaya usaha peternakan yang kontribusinya sangat besar, sekitar 60-70% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, diperlukan teknologi tepat guna, yang bersifat terpadu menyangkut teknologi pengolahan, pengemasan, transportasi dan distribusi, dan mampu menangani permasalahan pakan dari hulu sampai hilir (sejak proses produksi, sampai pada penggunaannya di tingkat peternak).
Salah satu cara efisiensi pakan dengan biaya murah adalah konsep bank pakan. Bank pakan inilah yang nantinya mampu menyediakan bahan pakan secara berkelanjutan sepanjang tahun dengan harga murah, menjamin tidak terjadi fluktuasi harga bahan pakan mencolok, menyerap stok bahan pakan pada saat musim panen atau harga murah untuk kebutuhan pakan sampai musim panen berikutnya, kualitas ransum stabil sepanjang waktu karena ragam bahan pakan yang digunakan tersedia.
Pembaca, seperti yang kita ketahui, penggemukan sapi potong dengan mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang dapat digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.
Untuk pakan berkualitas rendah seperti jerami yang jumlahnya melimpah di pedesaan, dapat ditingkatkan mutunya dengan perlakuan khusus, seperti aplikasi teknologi fermentasi pada jerami padi. Lalu, ada teknologi pembuatan silase jagung. Teknologi silase ini juga merupakan proses fermentasi yang dibantu jasad renik dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen). Teknologi silase dapat mengubah jerami jagung dari sumber pakan berkualitas rendah menjadi pakan berkualitas tinggi serta sumber energi bagi ternak. Dengan pemberian jerami fermentasi, nilai proteinnya mencapai 7% dibanding jerami segar yang kadar proteinnya hanya 2%.
Pemanfaatan sumberdaya pertanian tanaman pangan dalam bentuk limbah sebagai sumber pakan ternak ini merupakan langkah efisiensi mengatasi kekurangan produksi rumput. Limbah pertanian termasuk sumber hijauan in-situ yakni tersedia dalam jumlah melimpah dan mudah diperoleh. Seperti selain jerami kering (padi, jagung, kedelai, dll), ada daun-daunan (nangka, pisang, kelapa sawit, dll), lalu limbah industri seperti bagase tebu, kulit kacang, tumpi jagung, kulit kopi, dedak padi, kulit coklat, ketela dan hasil ikutannya, bungkil biji kapuk dan ikutannya.
http://tabloidsinartani.com/read-detail/read/teknologi-pakan-ternak-sapi-potong/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN KOMENTAR