Lahan perkebunan tanaman karet
mempunyai potensi menyediakan pakan ternak berupa hijauan (rumput alami) dan
rumput dan legume (kacang2an). Yangperlu dilakukan adalah menyesuaikan
manajemen perkebunan tanaman karet dengan manajemen pemeliharaan hijauan pakan
ternak. Titik kritis adalah tenak tidak direkomendasikan pada areal tanaman
perkebunan karet yang belum menghasilkan, mengingat
tanaman yang masih berumur muda tersebut rentan muda rusak dan patah akibat terbentur ternak. Jenis ternak yang direkomendasikan termasuk sapi kambing dan domba. Normatif rasio ternak dengan areal perkebunan karet bervariasi tergantung ketersediaan hijauannya, secara umum rasio ternak sapi adalah 1 – 2 ekor per ha, kambing domba 8 - 12 ekor per ha areal tanaman perkebunan karet pertahun. Kunci utama didalam memberdayakan ternak di areal perkebunan karet adalalah disatu sisi bagaimana ternak berkembang dan produksi tanaman karet tetap aman dan berkelanjutan termasuk memastikan bahwa tidak ada pihak atau oknum yg memanfaatkan situasi dengan mengatasnamakan pengambilan hijauan tetapi sekaligus mengambil sisa hasil sadapan karet termasuk juga yang masih baru disadap. Fenomena jamur akar putih akan tumbuh dan lalat serta kumbang berkembang sejalan dengan masuknya ternak masih dalam perdebatan, potensi kotoran ternak (padat dan cair) berpeluang menambah asupan pupuk dan dimanfaatkan sebagai sumber enerji biogas.
Mengingat prospek pasar ( dalam
negeri dan pasar peluang pasar luar negeri) untuk komoditas ternak sapi, kambing dan domba masih sangat besar maka
mengintegrasikan ternak kedalam sistem kebun rakyat berpeluang meningkatkan
pendapatan petani pekebundan peternak. Semoga.
Motto BPTU Sembawa:"Bibit Unggul Peternak Makmur"